Rabu, 05 Oktober 2016

MEMBUAT MIKRO ORGANISME LOKAL



MEMBUAT MIKRO ORGANISME LOKAL


 

Ketergantungan petani pada penggunaan pupuk dan pestisida anorganik menimbulkan dampak negatif yang berkaitan dengan degradasi lingkungan. Penurunan kandungan bahan organik tanah menyebabkan mikroba dalam tanah mengalami defisiensi karbon sebagai pakan sehingga perkembangan populasi dan aktivitasnya terhambat. Salah satu indikator kesuburan tanah adalah kandungan C-Organik.
Pertanian Organik
Merupakan suatu sistem pertanian yang ramah lingkungan yang bersifat hukum pengembalian yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanian  maupun ternak yang bertujuan untuk memenuhi  makanan  pada tanah yang mampu memperbaiki kesuburan dan struktur tanah.
            Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak tidak bisa langsung diberikan ke tanaman. Limbah tersebut harus dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Proses pengomposan secara alami memerlukan waktu yang lama sehingga diperlukan mikroba dekomposer yang mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik.  Saat ini telah banyak mikroba pengompos komersiil yang ada di pasaran. Mikroba tersebut dalam pengembangannya di tingkat petani masih dipertimbangkan efektivitas dan efisiensinya yang terkait dengan mutu hasil, biaya dan kemudahan dalam aplikasi.
 Mikroorganisme Lokal (MOL) yang relatif murah serta mudah dalam aplikasinya merupakan pilihan yang telah diterapkan oleh petani di beberapa daerah, dan hal tersebut membuat petani kita lebih mandiri.
LARUTAN MOL
Adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi merombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida.
  Contoh MOL  buah Maja mengandung bacilllus sp, sacharomyces sp, azozpirillium sp dan azotobacter.
  MOL sampah dapur mengandung pseudomonas, aspergillus sp, dan lactobacillus sp.
  MOL Rebung mengandung giberelin, azotobacter, dan azospirillium dll.

Bahan utama dalam membuat MOL terdiri dari 3 jenis/komponen antara lain :
  Karbohidrat : air cucian beras (tajin), nasi bekas, singkong, kentang. Gandum, tetapi yang paling sering digunakan adalah air cucian beras.
Glukosa  : dari gula merah yang diencerkan dengan air, cairan gula pasir, gula batu dicairkan,    air gula dan air kelapa.
  Sumber bakteri  : keong mas, kulit buah-buahan misalnya tomat, pepaya, dan sebagainya air urine atau apapun yang mengandung sumber bakteri.

MOL yang mengandung unsur N : MOL bonggol pisang, MOL gamal, MOL rebung, MOL urine.
MOL yang mengandung unsur P : MOL batang pisang.
MOL yang mengandung unsur K : MOL serabut kelapa.
MOL yang berfungsi menghambat anakan : MOL buah-buahan, MOL sayuran.
MOL yang berfungsi sebagai perangsang pembuahan : MOL terasi.
MOL yang berfungsi sebagai pengurai bahan organik : MOL nasi.
MOL yang berfungsi sebagai Zat Perangsang Tumbuh (ZPT) :
1.     Zyitoxine (dibaca Sitoksin)
Merupakan zat yang berfungsi merangsang perakaran biar kokoh dan pada tanaman umbi cepat membesar. Contoh : MOL bonggol pisang
2.     Gyberline
Merupakan zat yang berfungsi merangsang tanaman cepat tumbuh ke atas. Contoh : MOL rebung bambu dan MOL pucuk-pucukan (pucuk labu, timun, semangka dll).
3.     Auxine
Merupakan zat yang berfungsi merangsang bulir padi bernas dan kualitas baik, pada tanaman bunga, rona daun menjadi baik/mengkilap. Contoh : MOL keong dan MOL terasi.
4.     Inhibitor
Merupakan zat yang berfungsi menghambat pertumbuhan anakan. Contoh :  MOL buah-buahan.
KEUNTUNGAN  MOL
  Sederhana dan mudah dipraktekkan
  Waktu relatif singkat
  Murah
  Menghasilkan unsur kompleks dan mikroba bermanfaat
  Ramah lingkungan
  Mendukung Program Pemerintah
  Biota tanah terlindungi
  Memperbaiki kualitas tanah dan hasil panen
  Produksinya aman dikonsumsi

MOL BONGGOL PISANG

Bahan :           
1.
Bonggol Pisang
:
5 Kg
2.
Gula Merah
:
1 Kg
3.
Air Cucian Beras
:
10 Liter
Cara Pembuatan :
1.     Bonggol pisang ditumbuk/dihaluskan kemudian dimasukkan bersama air beras. Masukkan gula merah sambil diaduk rata.
2.       Simpan di tempat drum plastik.
3.       Tutup dengan plastik, beri lubang udara dengan cara memasukkan selang plastik yang dihubungkan dengan botol yang sudah terisi air.
4.       Biarkan selama 21 hari.
Cara Penggunaan :
a.  Penggunaan pada tanaman, semprotkan pada berbagai jenis tanaman dengan konsentrasi 1-3 liter/tangki (14 liter) air tawar.
b.     Pada tanaman padi : sejak fase vegetatif hingga generatif yaitu 10, 20, dan 30 HST (Hari Setelah Tanam).
c.   Semprotkan pada pagi atau sore hari.



MOL BATANG PISANG

 
Bahan :           
1.
Batang Pisang
:
5 Kg
2.
Gula Merah
:
1 Kg
3.
Air Cucian Beras
:
10 Liter

Cara Pembuatan :
1.      Batang pisang ditumbuk halus atau diiris-iris kemudian masukkan ke dalam ember plastik.
2.       Tambahkan gula merah yang telah dihaluskan dan aduk sampai rata.
3.       Rendam dengan air cucian beras sebanyak 10 liter.
4.   Tutup rapat ember dengan plastik, dan berikan selang plastik yang disambungkan dengan air yang berada pada botol. Biarkan selama 21 hari. Biarkan selama 21 hari.
Cara Penggunaan :
    Penggunaan pada tanaman, penyemprotan dilakukan padapagi/sore hari dengan konsentrasi 1-3 liter per tangki (14 liter) air tawar pada umur 40-50 HST.




MOL SERABUT KELAPA

 
BAHAN :         
1. Serabut kelapa
            2. Air
CARA MEMBUAT  :
1.       Serabut kelapa dipotong – potong (disuwir-suwir).
2.       Rendam dengan air biasa selama 14-21 hari.
APLIKASI :
            4-5 Liter/tangki (khusus tanaman padi pada umur 40 HST)

¾ drum air biasa
¼ serabut kelapa
  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar