Senin, 04 Desember 2017

BERCOCOK TANAM SISTEM VERTIKULTUR



BERCOCOK TANAM SISTEM VERTIKULTUR



Bercocok tanam sistem vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal. Berbeda dengan bercocok tanam di lahan secara konvensional vertikultur adalah budidaya tanaman secara vertikal atau bertingkat, sehingga penanamannya dilakukan dengan sistem bertingkat dan tidak membutuhkan banyak lahan  atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertikal. Penanaman dengan sistem vertikultur dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat yang tinggal di kota,  memiliki lahan sempit atau  tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman.
Sistem vertikultur sebenarnya sangat mudah dilakukan, meskipun terlihat rumit. Tingkat kesulitannya tergantung pada model dan sistem tambahan yang dipergunakan. Dalam model/cara sederhana, struktur dasar yang digunakan mudah diikuti dan bahan – bahannya mudah ditemukan sehingga dapat dilakukan oleh ibu – ibu rumah tangga. Sistem tambahan yang mempengaruhi tingkat kesulitan, perlu keterampilan atau pengetahuan khusus yang harus diterapkan, contohnya penggunaan cara hidroponik atau irigasi tetes. Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran (selada, seledri, caisism, pack-choy, baby kalian) dan memiliki sistem perakaran yang tidak terlalu luas.Hampir semua jenis tanaman semusim yang pertumbuhannya tidak telalu tinggi maksimal 1 m dapat ditanam secara vertikultur. Kebanyakan tanaman semusim merupakan jenis sayuran dan buah -  buahan, tanaman merambat yang pertumbuhannya dapat diatur dengan ajir, tanaman hias dengan tinggi tidak melebhi 50 cm dan tanaman berbatang tinggi apabila tinggi tanaman dapat diatur dengan melakukan  pemangkasan.
Keuntungan menanam secara vertikultur
  • Hemat lahan dan air.
  • Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
  • Mudah dibuat dan bahan dasar mudah diperoleh.
  • Mudah dalam pemeliharaannya.
  • Mengurangi tingkat kehilangan pupuk yang terbawa aliran air hujan.
  • Menambah nilai estetika pekarangan.
  • Dapat dipindah – pindah sesuai dengan keinginan.
  • Sayuran dapat dikonsumsi dalam kondisi segar.
  • Satu unit vertikultur dapat ditanami beberapa jenis sayuran sesuai selera.
  • Bahan dasar yang dipakai dapat terbuat dari barang bekas yang tidak dipakai.
  • Bangunan dan media tanam dapat digunakan lebih dari satu kali.
  • Populasi tanaman lebih besar per satuan luas dibanding bertanam secara konvensional karena dilakukan  bertingkat dengan tingkat kerapatan tinggi.
Kekurangan menanam secara vertikultur
Kekurangan bertanam secara vertikultur :
  • Memerlukan biaya awal yang cukup tinggi apabila menghendaki berbagai model vertikultur.
  • Waktu untuk persiapan lebih lama.
  • Tanaman rentan terhadap jamur karena tingkat kerapatan tinggi sehingga kelembapan juga tinggi.
Bentuk-bentuk teknik vertikultur
Vertikultur dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan peralatan yang ada di sekitar kita. Pemilihan wadah media sebaiknya dipilih dari bahan yang kuat dan mampu berdiri tegak. 


Beberapa rancangan wadah media yang biasa digunakan adalah :
  • Kolom wadah media disusun secara vertical. Wadah disusun dalam posisi tegak/berdiri dan diberi lubang pada permukaannya sebagai tempat terbuka atau sebagai lubang tanam.
  • Kolom wadah media disusun secara horizontal. Wadah dibuat dalam bentuk kolom secara mendatar (pot, polybag, kresek) kemudian disusun dalam rak kearah vertikal
  • Wadah media gantung. Wadah disusun saling berhubungan lalu digantung, sehingga menyerupai pot-pot gantung.
Langkah – langkah melakukan budidaya tanaman secara vertikultur :
  • Memperhatikan luas lahan yang ada
  • Penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi.
  • Pembuatan bangunan vertikultur.
  • Penyiapan media tumbuh (pupuk organik + tanah)
  • Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan.
  • Budidaya tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen)
Pemilihan jenis tanaman tergantung kepada besar tajuk tanaman, kebutuhan sinar matahari dan wadah yang dipilih sebagai tempat penanaman. Faktor tersebut harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.


BUDIDAYA TEMBAKAU



BUDIDAYA TEMBAKAU


Tembakau merupakan salah satu tanaman komoditas perkebunan yang sangat banyak dibudidayakan petani khususnya di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 200-3.000 meter dpl. Tembakau sangat cocok ditanam di daerah dengan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun dan suhu udara antara 21-32 derajat Celcius.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tembakau adalah tanaman yang diambil daunnya untuk dibuat sebagai bahan baku rokok, obat, maupun bahan-bahan lain. Permintaan akan tembakau sangatlah tinggi, bahkan permintaan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Bila dicermati, hal ini dapat menjadi peluang usaha yang menjanjikan omset yang sangat besar. Perlu diingat tembakau sangat senstif terhadap cara budidaya, lokasi tanam, musim/cuaca dan cara  pasca panen. Oleh karena itu, tanaman ini tidak akan menghasilkan kualitas yang sama apabila ditanam di tempat yang berbeda. Akibatnya, hanya beberapa tempat yang memiliki kesesuaian dengan kualitas tembakau terbaik. Manfaat lain dari tanaman tembakau adalah dapat di jadikan sebagai pestisida dan bahan baku obat.

Pembibitan
Proses awal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan benih unggul, yaitu berbiji utuh, tidak terserang hama/penyakit dan tidak keriput. Selanjutnya buat media semai dengan campuran tanah dan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 1:1. Letakkan media semai pada tempat teduh agar terhindar dari panas dan hujan. Setelah media tanam siap, rendam benih selama 1-2 jam selanjutnya tiriskan. Tunggu sampai tiga hari maka akan keluar akar berwarna putih, lalu semaikan. Basahi terlebih dahulu media semai agar lembab lalu masukan benih sedalam 0,5 cm lalu tutup dengan media tipis-tipis. Bibit siap pindah saat berumur 35-55 hari setelah semai.

Pengolahan Media
Langkah awal sebarkan pupuk kandang/kompos dengan dosis 10-20 ton/ha pada 2 minggu sebelum diolah. Lahan dibajak dan didiamkan selama 1 minggu. Selanjutnya buat bedengan dengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm dengan jarak antar bedengan kira-kira 90-100 cm searah timur ke barat. Buatlah lubang dengan jarak tanam 90 x 70 cm jika ingin daunnya tipis-tipis dan jarak antar bedeng 60 x 50 cm dalam setiap bedeng terdapat dua baris tanaman. Bila menginginkan tembakau rajangan buat jarak tanam 90 x 90 cm dan jarak  antar bedeng 120 x 50 cm dalam satu bedeng terdapat satu baris tanaman.

Penanaman
Basahi dan sobek polybag semai kemudian tanam bibit perlahan-lahan sedalam leher akar. Timbun dengan tanah dan padatkan areal tanah disekitarnya. Usahakan waktu penanaman pada pagi atau sore hari saat panas tidak terlalu terik agar tidak layu. Basahi tanah setelah tanam untuk menjaga kelembaban tanah.



Perawatan
Penyulaman dilakukan maksimal sampai usia tanam 1- 3 minggu. Tanaman mati dan pertumbuhan kurang baik diganti dengan tanaman baru. Lakukan penyiangan dan pembubunan setiap 3 minggu sekali. Pemupukan dilakukan secara berkala pada tanaman agar nutrisi tetap terjaga. Pemupukan yang dilakukan pada saat tanam diberikan SP-36 (300 kg/ha), umur 7 hari setelah tanam diberikan diberikan ZA dan KCL (300 kg/ha:150 kg/ha), umur 28 hari setelah tanam diberikan ZA dan KCL (300 kg/ha:150 kg/ha). Perhatikan jadwal pengairan. Pengairan pada umur 7 hari setelah tanam dengan dosis 1-2 ilter air/tanaman, pada umur 7-25 hari setelah tanam dengan dosis 3-4 liter/tanaman, pada umur 25-30 hari setelah tanam dengan dosis 4 liter/tanaman, pada umur 45 hari setelah tanam dengan dosis 5 lt/tanaman setiap 3 hari, pada umur 65 hari setelah tanam penyiraman dihentikan, kecuali bila cuaca sedang panas. Setiap 3 hari sekali lakukan pemangkasan tunas ketiak daun dan bunga. Saat bunga mekar pangkas daun 3-4 lembar yang tepat di bawah bunga. Pantau tanaman secara berkala dan hindarkan dari serangan hama penyakit.  Apabila sudah terlanjur terserang maka gunakan pestisida yang sesuai dengan dosis yang tepat. 



Pemanenan
Pemanenan daun dilakukan saat daun sudah berwarna hijau kekuning-kuningan. Untuk cerutu pada saat warna daun keabu-abuan. Untuk sigaret dipetik pada saat tepat masak yaitu berwarna kuning. Pemetikan dilakukan mulai dari daun yang terbawah sampai daun yang paling atas. Dipetik pada saat sore atau pagi hari pada di hari cerah. Selanjutnya pemetikan bisa dilakukan setelah 3-5 hari. Per sekali petik sebanyak 2-4 helai/ tanaman. Setiap tanaman dapat dipetik sebanyak 5 kali, lakukan penyortiran daun petikan berdasarkan warna daun.