Sabtu, 26 Mei 2018

BUDIDAYA CABAI RAWIT



 BUDIDAYA CABAI RAWIT


Cabai rawit merupakan cabai yang dibutuhkan oleh semua masyarakat. Cabai rawit yang mudah dibudidayakan dengan cara di tanam di polybag  atau di tanam di lahan pekarangan yang sempit juga bisa mendapatkan hasil yang melimpah. Asal kita tahu cara perawatan dan pemeliharaanya. Cara menanam cabai rawit supaya berhasil dan mendapatkan hasil yang melimpah cukup mudah. semua orang dapat melakukannya. 
Cara menanam cabai rawit dari biji. Yang paling praktis beli bibit cabai rawit di toko pertanian. Beli bibit cabai yang siap semai lebih bagus di toko pertanian. Apabila kita akan menyemai dari biji cabai yang kita buat sendiri biasanya hasilnya kurang bagus. Hal ini karena kita kurang ahli saja dalam penyiapan benih sendiri, misalnya benih kurang tua, kadang kita tidak tahu bibit yang kita buat mengandung bibit penyakit, atau kurang bagus bibitnya dll. Untuk itu disarankan beli saja di toko pertanian sebab jelas bibitnya sudah melalui proses sterilisasi, pembebasan dari bibit penyakit, dan dari bibit yang bagus turunan F1.

  
Langkah menanam bibit cabai supaya hasilnya bagus dan maksimal, harus melalui step by step, antara lain :
  •  Pemilihan bibit cabai yang akan kita tanam pastinya harus dari bibit unggul misalnya bibit cabai rawit F 1
  • Siapkan wadah atau tempat yang digunakan untuk pendederan, misalnya pot semai atau plastik polybag kecil-kecil dan diisi dengan tanah, sekam bakar dan pupuk kandang/kompos, 1;1;1.
  • Taruh bibit cabai satu-satu ke dalam setiap wadah/tempat pendederan, kemudian tutup dengan media tanam di atasnya tipis-tipis saja.
  • Siram dengan air menggunakan semprotan  supaya airnya hanya kecil-kecil saja, kemudian taruh dalam tempat yang teduh yang tidak kena cahaya matahari langsung atau air hujan langsung.
  • Taruh bibit semai cabai rawit di tempat yang agak tinggi atau di plangkringkan, supaya tidak ada siput atau juga ayam atau bebek yang merusak tanaman bibit semai cabai rawit.
  •  Siram semai cabai rawit tersebut menggunakan semprotan setiap pagi dan sore hari.
  • Hari ke 4-5 nanti bibit cabai akan tampak berkecambah dan muncul ke atas dan hari ke 8 biasanya sudah bisa berdiri. 

Cara ampuh budidaya cabai rawit agar berhasil seperti dibawah ini :
  1. Bibit yang kita semai sudah tumbuh baik dan siap untuk di tanam di dalam tanah, di dalam polybag atau di dalam pot. Cara menyiapkan lahan untuk penanaman bibit cabai rawit dapat dilakukan pengolahan dalam tanah dengan cara di bajak atau di cangkul supaya tanah  gembur.  Kedalaman membajaknya kira 40 cm
  2. Ukurlah ph tanah terlebih dahulu, apabila lahan terlalu asam dapat dinetralkan menggunakan kapur dolomit, di berikan kira-kira kisaran 1-4 ha/ton dilihat dari tingkat ke asaman pada lahan pertanian.
  3. Bedengan dibuat dengan lebar 110-120 cm dan tinggi 30-40 cm serta panjang tapi juga harus melihat lahan, jarak lebar kira-kira berkisar 70 cm. Jika tanah yang akan kita pakai  untuk menanam bibit cabai kurang unsur hara nya, maka Anda harus menambahkan pupuk dasar misalnya Urea, SP-36 dan KCL dengan takaran yang cukup.
4. Lahan di buat lubang tanam dengan cara seperti pola zig-zag ukuran 50-60 cm, lubang tanam harus dua baris di dalam satu bedengan berjarak 70 cm antar baris dalam bedengan. Lubang dibuat zig-zag seperti jajaran genjang dengan maksud agar meningkatkan sinar matahari langsung yang masuk juga sirkulasi udara yang baik.
5. Kemudian pemindahan bibit cabai rawit dari polybag ke lahan pertanian secara hati-hati. Sobek polybag yang ada bibit cabai rawit dan masukan kedalam lubang tanam kemudian tutup lubang menggunakan tanah yang sudah ada pupuknya. Harusnya melakukan pemindahan bibit dari polybag ke dalam lubang tanam pada pagi hari atau sore hari maksudnya supaya cuaca tidak panas hingga tanaman tetap segar saat pemindahan. Usahakan menanam dengan rapi dan kemudian kumpulkan sampah-sampah polybag.




Penyiraman pagi dan sore dapat di lihat dari kelembaban pada daun tanaman cabai rawit. Biasanya kalau daunnya dipegang agak layu pasti kekurangan air, namun apabila daunnya di pegang berasa kaku dan segar berarti tanaman belum membutuhkan suplai air. Namun apabila tanah mengering maka disiram menggunakan semprotan air yang sudah nyambung dengan selangnya dengan kelembaban kisaran 60% seluruhnya. Namun di dalam sisim pengairan dapat menggunakan sistem “Leb” ( bedengan di kasih air kira-kira separoh tinggi dari bedengan) tetapi metode ini apabila daerah Anda banyak air.
  
Sistim Pemupukan pada cabai rawit.
Kalau cabai rawit sudah dipupuk, maka kemudian kita harus memberikan pupuk susulan lagi kira-kira umur tanaman cabai rawit 1 bulan berikutnya. Setiap panen secara terus menerus di berikan pupuk susulan   dengan  menggunakan   pupuk  organik   atau  kompos  atau dengan pupuk cair. Dapat juga  menggunakan pupuk kompos dengan pemberian 500-700 gram per tanaman atau per Pot polybag. Dapat juga dengan menggunakan pupuk NPK dan urea.

Penyiangan
Dari pembudidaya/petani cabai rawit jarang menggunakan mulsa sehingga penyiangan harus selalu rutin di lakukan, untuk menghindari pertumbuhan rumput/gulma.

Pengendalian penyakit dan hama tanaman cabai rawit
Semua tanaman pasti ada hama dan penyakitnya, termasuk tanaman cabai rawit ini. Namun Kita bisa mengantisipasi agar tanaman cabai rawit ini tidak terserang hama maupun penyakit.

Pengendalian penyakit cabai rawit
Hama dan  penyakit tanaman cabai rawit yang selalu di temukan :
Aphis,  Lalat  buah, Kepik. Pada  bagian  buah  cabai  rawit  yang kena
penyakit patek di sebabkan sejenis serangga yang membenamkan larva sehingga menimbulkan penyakit. Penyakit patek pada penyakit cabai rawit yang harus diketahui adalah Keriting daun biasanya timbul pada saat musim penghujan, karena ph asam basa air hujan menempel pada daun cabai rawit.

Pemanenan cabai rawit
Panen cabai rawit pada saat berumur 2,5 – 3 bulan di hitung sejak masa tanam. Panen cabai rawit dapat di lakukan sampai tanaman cabai rawit berumur 6 bulan atau bisa lebih. Umur maksimal cabai rawit adalah 2 tahun. Pemanenan cabai rawit mencapai 14-19 kali dalam sekali tanam. Perhitunganya karena kalau tanaman sudah tua maka hasil sudah tidak maksimal dan buah sudah tidak bagus.

Petani cabai rawit yang berhasil apabila dalam satu hektar bisa mencapai 30 ton/ha bahkan bisa lebih dari itu. Memanen cabai rawit sebaiknya pada pagi hari. Dengan cara memetik buah berserta tangkainya. Buah cabai rawit yang bagus bentuknya ramping dan padat berisi biasanya buah yang kayak gini rasanya sangat pedas dan dihargai tinggi di pasar.

Cabai juga bisa di tanam di polybag
Cabai rawit adalah salah satu komoditas pertanian yang harganya sangat berubah-rubah/berfluktuasi. Biasanya menjelang hari-hari besar seperti Natal, Hari Raya Idul Fitri/lebaran, harga semua jenis cabai pasti melonjak tinggi. Hal ini membuat orang untuk menanam cabai sendiri. Baik untuk dijual maupun untuk memenuhi kebutuhan dapur sendiri. Sekarang ini yang tinggal di perkotaan yang lahannya sempit, disiasati dengan menanam cabai di polybag atau pot.
Menanam cabai rawit di pot atau di polybag cukup mudah, dan prosesnya juga seperti uraian di atas. Namun bila di polybag media tanamnya malah lebih bagus dan terkontrol (tanah, sekam bakar, dan pupuk kandang/kompos). Pemupukan juga fokus tidak terbuang. Selain untuk memperindah teras atau taman pekarangan menanam cabai juga menguntungkan.

PANDUAN BUDIDAYA TERONG UNGU



 PANDUAN BUDIDAYA TERONG UNGU



TERONG (Solanum Melongena) adalah salah satu tumbuhan penghasil buah untuk sayuran. Terong berasal dari India dan Sri Lanka, tanaman terong ini dapat tumbuh dengan ketinggian 40 cm hingga 150 cm. Daun tumbuhan terong berukuran besar, 10 hingga 20 cm untuk ukuran panjangnya dan 5 hingga 10 cm untuk lebarnya, dan memiliki lobus yang kasar. Batang tumbuhan terong biasanya berduri. Bunga pada terong memiliki warna putih sampai ungu dengan lima lobus di bagian mahkota bunganya dan benang sarinya berwarna kuning. Buah terong ada yang berwarna putih, ungu, hijau, dan lainnya.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan                   : Plantae
Kelas                          : Magnoliopsida
Upakelas                  : Asteridae
Ordo                          : Solanales
Famili                         : Solanaceae
Genus                        : Solanum
Spesies                       : Solanum melongena



Terong memiliki banyak jenis, kali ini kita akan membahas tentang cara budidaya terong ungu berikut adalah cara budidaya terong ungu :

Syarat tumbuh
Terong cocok dengan musim panas, tetapi juga tahan terhadap hujan asal tanahnya tak menjadi becek. Oleh karena itu di persawahan terong ditanam pada musim kemarau dan di tegal pada musim hujan. Dikehendaki tanah gembur, yang mudah meneruskan air, lebih bagus lagi tanah lempung berpasir yang mendapatkan pupuk organik. pH tanah yang baik untuk menanam adalah 6,8 hingga 7,3. Terong dapat tumbuh di dataran rendah sampai daerah pegunungan yang ketinggiannya ± 1200 m di atas permukaan air laut.
  • Penyediaan dan Pengolahan  Lahan Tanam
Tanah dipilih yang memenuhi syarat pertumbuhan, kemudian digemburkan menggunakan bajak atau cangkul. setelah tanah digemburkan, selanjutnya tanah dibuat bedengan-bedengan seperti halnya pada tanaman sayuran lainnya. Pembuatan bedengan dibarengi dengan pemberian pupuk dasar seperti pupuk kandang, dolomit, urea, KCl dan SP-36, bisa juga menggunakan pupuk NPK. Dosis yang diberikan harus sesuai ketentuan. Lalu buat lubang tanam dengan kedalaman 10 hingga 15 cm, jarak antar lubang tanaman sekitar 75 cm. Setelah itu ditutup dengan mulsa .
  • Pembibitan
Biji terong disemaikan terlebih dahulu di tempat pesemaian. Benih baru akan tumbuh pada 8 hingga 10 hari setelah persemaian . Pada umur 20 hingga 30 hari saat bibit sudah cukup besar yaitu setidaknya memiliki 3 helai daun dan tingginya sekitar 7,5 cm sudah bisa dipindah ke lubang tanam yang sudah di buat pada tempat penanaman yang tetap.



  • Penanaman

Di tanah persawahan, tanaman terong ditanam pada musim kemarau, jarak tanaman 60 x 60 cm atau 60 x 90 cm; tergantung jenis terongnya. Bibit yang sudah siap tanam dimasukan dalam lubang tanam. penanaman yang baik dilakukan pada sore hari setelah penggenangan agar lebih mudah dipindahkan dan lebih mudah beradaptasi.
 
  • Pemeliharaan dan Perawatan Tanaman
  1. Penyulaman
    penyulaman dilakukan setidaknya dilakukan pada umur seminggu atau maksimal 15 hari setelah penanaman, penyulaman dilakukan untuk menyingkirkan tanaman yang mati, tidak normal atau juga yang terserang hama penyakit. Dan ganti dengan bibit yang baru.
  2.  Pengairan dan penyiraman
Pengairan juga perlu dilakukan rutin setiap hari, apalagi pada masa awal pertumbuhan tanaman dan pada saat cuaca kering. Penyiraman dilakukan pagi dan sore pada seminggu awal setelah tanam.


  1. Pemupukan
    Pemuukan tambahan juga perlu dilakukan, pemupukan tambahan tersebut dapat dilakukan pada 2 minggu setelah penanaman. Dosis yang diberikan untuk terong organik diberi pupuk kandang atau kompos 0,5 kg/tanaman dan untuk yang non organik beri urea dan KCl masing masing dengan dosis 80 dan 45 kg/hektar.
      
  1. Pemangkasan
    Pemangkasan atau perempelan pada tanaman terong juga perlu dilakukan yaitu dengan cara mengambil atau memangkas tunas liar yang berada pada ketiak daun awal hingga bunga pertama agar tunas baru serta bunga dapat cepat tumbuh.
  • Panen
Pemanenan terong dapat dilakukan pada saat tanaman kira-kira sudah berumur 30 setelah penanaman atau 15 hingga 18 hari setelah tanaman berbunga. Terong dapat dipanen 2 kali dalam seminggu.