Jumat, 07 Oktober 2016

BUDIDAYA ENTOK


Budidaya entok adalah salah satu alternatif budidaya unggas yang memiliki posisi pasar tersendiri. Padahal budidaya entok yang menghasilkan daging sebenarnya mempunyai sejumlah keunggulan dibanding budidaya unggas lainnya seperti budidaya bebek, ayam broiler dan burung. Selain daging, bulu entok juga dapat dijual untuk dijadikan shuttlekock. Pakan yang mudah dan murah menjadikan entok semakin menguntungkan untuk dibudidayakan. Peluang usaha beternak entok masih cukup luas seiring dengan meningkatnya permintaan daging entok.

Keunggulan Budidaya Entok


  1. Pertumbuhannya cepat, bobot potong lebih besar dan tekstur daging empuk.
  2. Biaya produksinya relatif rendah karena entok dapat diberi pakan apa saja.
  3. Memiliki daging yang gurih dan tidak terasa amis.
  4. Memiliki kadar lemak yang jauh lebih rendah dari ayam yaitu hanya 1 persen pada bagian dada dan 1,5 persen pada bagian paha. Pada ayam boiler memiliki kadar lemak sebesar 6,8 persen pada bagian paha dan 1,3 persen pada bagian dada.
  5. Masa pemeliharaan relatif singkat yaitu 8 hingga 10 minggu. Dalam tempo 2,5 bulan pemeliharaan, bobot entok telah dapat mencapai 2 hingga 2,5 kilogram per ekor.

Perencanaan budidaya entok

Yang perlu diperhatikan sebelum memulai usaha budidaya entok diantaranya sebagai berikut :

  1. Menentukan tujuan budidaya (usaha sampingan, intensif)
  2. Teknik dan metode budidaya
  3. Menentukan lokasi kandang
  4. Akses listrik, jalan dan telepon
  5. Kondisi lingkungan masyarakat

Pada budidaya entok ke 5 aspek tersebut yaitu tujuan budidaya entok, teknik dan metode budidaya, lokasi kandang budidaya, kondisi lingkungan masyarakat setempat, serta fasilitas pendukung dan akses transportasi. 
Jika dilihat tujuannya budidaya entok dapat menjadi usaha sampingan maupun sumber penghasilan utama. Sementara dari tekniknya budidaya entok dapat dilaksanakan secara tradisional, semi-intensif dan intensif. Budidaya entok dapat dilaksanakan di berbagai lokasi kandang, baik  di daerah pantai, padang rumput, dataran rendah, dataran tinggi maupun pegunungan. Dalam memilih lokasi kandang budidaya entok sebaiknya dibangun jauh dari keramaian atau di daerah yang tenang dan nyaman dan memiliki sirkulasi udara yang baik.

Kandang dibangun dengan mempertimbangkan jumlah entok yang diternakkan. Kepadatan kandang budidaya entok yang ideal adalah 10 hingga 15 ekor per meter persegi. Jika dibudidayakan secara intensif, dapat dapat dibangun beberapa kandang yang dikelompokkan berdasarkan usia entok, yakni kandang starter atau kandang anakan, kandang pertumbuhan, kandang dewasa dan kandang perkembangbiakan serta kandang petelur.

Pertimbangkan pula fasilitas pendukung budidaya entok seperti ketersediaan listrik, gudang penyimpanan pakan, vitamin dan obat-obatan, gudang penyimpanan peralatan dan perlengkapan, sumber air bersih, akses jalan yang dapat ditembus kendaraan roda empat yang dapat mendukung distribusi dari dan menuju lokasi budidaya dan lain sebagainya.



Teknis budidaya entok

1. Pengadaan bibit

Pengadaan bibit entok dilakukan melalui penyilangan entok jantan dan itik betina.Bibit budidaya entok yang berkualitas unggul dapat diperoleh dari hasil persilangan induk entok jantan dengan itik betina. Persilangan antara entok jantan dan itik betina akan menghasilkan anakan entok sementara hasil persilangan antara entok betina dan itik jantan akan menghasilkan anakan itik. Karena bobot badan yang berbeda dari kedua indukan umumnya perkawinan silang diantara keduanya tak dilakukan secara langsung. Proses perkembangbiakan dalam budidaya entok dapat dilakukan melalui inseminasi buatan atau kawin suntik. Yaitu dengan cara mengambil sel sperma dari induk entok jantan dan menyuntikkannya ke sel telur induk itik betina. Pengawinan entok jantan (dengan bobot sekitar 5 kg) dan itik betina (bobot sekitar 1,5 kg) selanjutnya menghasilkan entok dengan bobot minimal seberat 3 kg. Sementara pengawinan itik jantan (bobot rata-rata 1 kg) dengan entok betina (bobot rata-rata 1.5 kg) hanya menghasilkan itik berbobot 1 kg saja. 
 

2. Penyediaan pakan

   Dalam budidaya entok pakan terbaik untuk anak entok berusia 1 hingga 15 hari adalah berupa konsentrat dan minuman berupa air bersih yang dapat dicampur dengan vitamin. Perhatikan pula kebersihan kandang budidaya entok dengan membersihkan kotoran di dalam kandang secara rutin. Kotoran yang lama di dalam kandang dapat mengeluarkan gas ammonia yang menganggu kenyamanan dan berdampak buruk bagi kesehatan entok. Setelah anak-anak entok berusia satu bulan, bulu-bulu kuningnya mulai berganti dengan bulu-bulu putih. Pada saat tersebut, anak-anak entok ini telah dapat dilepas bermain di pekarangan dan di kolam budidaya entok. Pada saat ini walau entok telah lebih kuat namun udara dingin dapat membuat perut mereka kembung dan pencernaannya terganggu. Untuk itu pastikan perut mereka telah terisi sebelum malam hari dan jika angin bertiup kencang dan pada malam hari suhu udara menjadi lebih dingin tutup dinding kandang dengan terpal untuk menjaga kehangatan di dalam kandang.
  Untuk budidaya entok secara intensif, persentase penyediaan pakan ini mengambil porsi sekitar 60-70 % dari total biaya produksi. Pemberian pakan pada sistem intensif terbagi menjadi dua kelompok yakni pakan untuk starter dan finisher/grower. Ransum untuk entok dapat diramu melalui pencampuran bahan limbah perikanan, pertanian dan pakan pabrikan (jenis pur dan konsentrat). Untuk jenis limbah perikanan atau pertanian contohnya adalah menir, dedak padi, bungkil kelapa, jagung giling, kepala udang, keong mas dan ikan rucah segar. Komposisi ransum untuk kelompok starter yakni menir dan pur komersial dicampur dengan perbandingan 1:2, sementara untuk kelompok grower bisa menggunakan formula berikut; pakan kelompok starter kurang lebih 20-40 gram/ekor/hari sebanyak 3-4 kali, atau 40-60 gram/ekor/hari sebanyak 2-3 kali.



3. Bobot tubuh entok

   Peningkatan bobot entok terjadi sangat cepat. Dengan asupan pakan yang memadai dan berkualitas, bobot entok berusia 10 minggu bisa mencapai sekitar 2,5 kg. Bobot rata-rata entok yang berumur 5 minggu sekitar 1.229,49 gram/ekor (dengan bobot awal sekitar  40,03 gram), sedangkan entok berusia 10 minggu bobotnya sekitar 1.154-2.076 gram/ekor (dengan bobot awal sekitar 502,4-734,3 gram).
    Ketika berumur 2,5 bulan entok telah mencapai bobot 2,5 kilogram. Saat itu tubuh entok telah ditumbuhi oleh bulu berwarna putih, bulu ekor telah memanjang, dan bulu-bulu di bagian sayap mulai tumbuh. Pada periode ini entok semakin lahap menyantap pakan. Pelaku budidaya entok telah dapat memanen entok atau menunggunya beberapa minggu lagi. Jika pelaku budidaya entok berniat mempersiapkan peliharaannya sebagai indukan maka masa pemeliharaan masih akan terus berlangsung hingga usia 6 bulan. Pelaku budidaya entok tentunya harus dapat memilah tujuan pemeliharaan ternak unggasnya sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal.

4. Penyakit entok dan pencegahannya

    Entok sebenarnya cukup tahan terhadap serangan penyakit, mengingat daya adaptasinya yang sangat baik terhadap kondisi perubahan lingkungan. Namun, ada beberapa penyakit yang ditemukan pada entok akibat tidak berfungsinya faktor-faktor utama penunjang budidaya entok, seperti masalah sanitasi, manajemen, biosecurity, maupun perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suhu dan cuaca. Adapun jenis penyakit yang berpotensi menyerang budidaya entok antara lain fowl pox, fowl cholera, coccidiosis, avian influenza, avian chlamydiasis, botulismus, dan sallmonellosis. Walau cukup banyak penyakit yang berpotensi menganggu budidaya entok tetapi jangan khawatir karena entok cukup tahan terhadap serangan penyakit. Kunci pengendalian dan pencegahan dalam budidaya entok adalah dengan memperhatikan masalah sanitasi dan sirkulasi di lokasi kandang, kebersihan dan kesehatan pakan, antisipasi terhadap kondisi lingkungan sekitar dan program vaksinasi. 
    Pencegahan penyakit pada budidaya entok juga dapat dilakukan  melalui vaksinasi dan pemberian antibiotik seperti Furasolidine, Sulfadimidin, Streptomycin, Teramysin, dan Oxytetrasiklin. Pelaku budidaya entok juga menghadapi tantangan dari predator alami entok selain dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus seperti yang disebutkan di atas. Pelaku budidaya entok harus mengetahui bahwa anakan entok juga menghadapi ancaman kematian dari serangan tikus, musang, burung elang dan ular. Untuk itu pastikan kandang budidaya entok dapat melindungi hewan peliharaan dari pemangsanya.




















1 komentar: