Sabtu, 26 Mei 2018

Pengendalian Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Lugens) Pada Tanaman Padi



Pengendalian Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Lugens)
Pada Tanaman Padi



Wereng Batang Coklat (WBC) sampai saat ini dianggap sebagai hama utama pada tanaman padi karena kerusakan yang diakibatkan cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim tanam. Hama wereng batang coklat (WBC) menjadi hama yang menakutkan bagi petani padi. Serangga kecil ini menghisap cairan batang tumbuhan padi dan sekaligus juga menyebarkan virus , terutama reovirus yang menyebabkan penyakit tungro.
 Wereng batang coklat berkembangbiak secara sexual, masa pra peneluran 3-4 hari untuk brakiptera (bersayap kerdil) dan 3-8 hari untuk makroptera (bersayap panjang). Telur biasanya diletakkan pada jaringan pangkal pelepah daun, tetapi kalau populasinya tinggi telur diletakkan di ujung pelepah dan tulang daun.
Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok telur terdiri dari 3-21 butir. Satu ekor betina mampu meletakkan telur 100-500 butir. Telur menetas setelah 7-10 hari. Muncul wereng muda yang disebut nimfa dengan masa hidup 12-15 hari dan setelah fase ini menjadi wereng dewasa. Dalam perkembangan hidupnya, wereng batang coklat mempunyai tiga stadium pertumbuhan yaitu stadium telur, nimfa dan dewasa. Nimfa mengalami lima instar, dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan periode nimfa adalah 12.82 hari. Nimfa dapat berkembang menjadi dua bentuk wereng dewasa. Bentuk pertama adalah makroptera (bersayap panjang) yaitu wereng batang coklat yang mempunyai sayap depan dan sayap belakng normal. Bentuk kedua adalah brakiptera (bersayap kerdil) yaitu wereng batang coklat dewasa yang mempunyai sayap depan dan sayap belakang tumbuh tidak normal, terutama sayap belakang sangat rudimenter.


Di daerah lain stadium telur membutuhkan waktu antara 7-11 hari. Nimfa yang baru menetas berwarna keputihan dan berangsur menjadi coklat. Stadium nimfa terjadi 5 kali pergantian kulit dan waktu yang dibutuhkan pada masing-masing instar adalah 2-4 hari (lihat gambar 2) Wereng batang coklat dewasa mempunyai dua bentuk, sayap panjang (makroptera) dan sayap pendek (brakiptera). Bentuk makroptera merupakan indikator populasi pendatang dan emigrasi, sedangkan brakiptera populasi penetap. Suhu optimum untuk perkembangan antara 18-280C. Hama Wereng batang coklat (WBC) yang berkembang pada tanaman padi ketika membentuk anakan dimulai oleh wereng bersayap panjang yang berpindah dari tempat lain. Jika wereng yang berkembang pada tanaman padi yang berumur 2 atau 3 minggu setelah tanam, maka WBC bisa berkembang biak menjadi dua generasi. Tetapi bila wereng yang menyerang tanaman padi yang berumur 5-6 minggu setelah tanam, wereng yang berkembang biak hanya satu generasi yang puncak populasinya terjadi pada padi umur 9-10 minggu setelah tanam.
Gejala Serangan
          Gejala yang di tunjukkan yaitu tanaman padi menjadi kuning dan kering dengan cepat (berwarna coklat seperti terbakar). Kondisi tersebut di kenal dengan istilah “hopperburn” . WBC dapat merusak tanaman padi secara langsung yaitu dengan menghisap cairan sel tanaman.
Cara Mengendalikan
  • Penanaman Varietas Tahan
penanaman varietas padi yang tahan terhadap WBC adalah penting untuk mencegah terjadinya ledakan hama. Salah satu contohnya adalah varietas Inpari-13.
  • Penanaman Serempak
Tanam serempak dilakukan untuk daerah/areal sekurang-kurangnya satu petak tersier atau satu wilayah kelompok tani dengan selisih waktu tanam 2 minggu atau selisih waktu panen paling lama empat minggu. Atau dengan kata lain varietas yang di gunakan harus berumur seragam. Dengan cara ini dapat di cegah tumpang tindih populasi antar generasi karena siklus hidup pada WBC dapat terputus pada saat pengolahan diantara dua periode tanam.
  • Pergiliran Tanaman
WBC hanya dapat hidup dengan baik pada tanaman padi. Jadi untuk memutuskan siklus hidupnya dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman, minimal menanam satu kali tanaman non-padi.
  • Pengendalian Hayati
Di lapangan sesungguhnya terjadi pengendalian secara hayati yang di lakukan oleh musuh-musuh alami WBC. Diantara musuh alami tersebut yang paling efektif mengendalikan populasi WBC adalah laba-laba predator Lycosa pseudoannulata. Laba-laba ini dapat memangsa 10-12 ekor imago atau 15-20 ekor nimfa setiap hari. Predator lain yang tercatat sebagai musuh alami WBC adalah kepik Micrivelia douglasi dan Cyrtorhinus lividipennis,kumbang Paederus fuscipes,Ophionea nigrofasciata dan Micraspis. Selain pengendalian WBC dengan musuh alami diatas,saat ini sudah dikembangkan pula agensia hayati lain yang berasal dari kelompok jamur, diantaranya adalah Beauveria bassiana, Metharizium, dan Hirsutella citriformis.
  • Pengendalian Kimia
Pengendalian kimia dilakukan apabila cara-cara lain tidak mungkin lagi dan populasi WBC sudah berada diatas ambang ekonomi. Ambang ekonomi yang telah ditetapkan adalah rata-rata 10 ekor per rumpun untuk tanaman padi kurang dari 40 hst, atau rata-rata 20 ekor per rumpun untuk tanaman padi lebih dari 40 hst. Penggunaan pestisida diusahakan sedemikian rupa sehingga efektif, efisien dan aman bagi lingkungan. Pada varietas tahan tidak perlu di gunakan insektisida kecuali kalau ketahanannya patah, sedangkan aplikasi insektisida pada varietas rentan harus didasarkan pada hasil pengamatan. Pengendalian WBC dengan menggunakan insektisida sintetik hasilnya efektif dan efisien namun dalam prakteknya harus berpedoman pada prinsip 6 (enam) Tepat, yaitu : tepat jenis, tepat sasaran, tepat cara, tepat konsentrasi/dosis dan tepat lokasi.


  • Keringkan tanaman padi sebelum aplikasi insektisida baik yang disemprot atau butiran.
  • Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun tidak ada, yaitu antara pukul 08:00 pagi sampai pukul 11:00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang pagi.
  • Tepat dosis dan jenis yaitu berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid.
  • Tepat air pelarut 400-500 liter air per hektar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar