Pengendalian
Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Lugens)
Pada Tanaman
Padi
Wereng Batang Coklat (WBC) sampai
saat ini dianggap sebagai hama utama pada tanaman padi karena kerusakan
yang diakibatkan cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim tanam. Hama
wereng batang coklat (WBC) menjadi hama yang menakutkan bagi petani padi.
Serangga kecil ini menghisap cairan batang tumbuhan padi dan sekaligus juga
menyebarkan virus , terutama reovirus yang menyebabkan penyakit tungro.
Wereng batang coklat berkembangbiak secara
sexual, masa pra peneluran 3-4 hari untuk brakiptera (bersayap kerdil) dan 3-8
hari untuk makroptera (bersayap panjang). Telur biasanya diletakkan pada
jaringan pangkal pelepah daun, tetapi kalau populasinya tinggi telur diletakkan
di ujung pelepah dan tulang daun.
Telur diletakkan berkelompok, satu
kelompok telur terdiri dari 3-21 butir. Satu ekor betina mampu meletakkan telur
100-500 butir. Telur menetas setelah 7-10 hari. Muncul wereng muda yang disebut
nimfa dengan masa hidup 12-15 hari dan setelah fase ini menjadi wereng dewasa.
Dalam perkembangan hidupnya, wereng batang coklat mempunyai tiga stadium
pertumbuhan yaitu stadium telur, nimfa dan dewasa. Nimfa mengalami lima instar,
dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan periode nimfa adalah
12.82 hari. Nimfa dapat berkembang menjadi dua bentuk wereng dewasa. Bentuk
pertama adalah makroptera (bersayap panjang) yaitu wereng batang coklat yang
mempunyai sayap depan dan sayap belakng normal. Bentuk kedua adalah brakiptera
(bersayap kerdil) yaitu wereng batang coklat dewasa yang mempunyai sayap depan
dan sayap belakang tumbuh tidak normal, terutama sayap belakang sangat rudimenter.
Di daerah lain stadium telur
membutuhkan waktu antara 7-11 hari. Nimfa yang baru menetas berwarna keputihan
dan berangsur menjadi coklat. Stadium nimfa terjadi 5 kali pergantian kulit dan
waktu yang dibutuhkan pada masing-masing instar adalah 2-4 hari (lihat gambar
2) Wereng batang coklat dewasa mempunyai dua bentuk, sayap panjang (makroptera)
dan sayap pendek (brakiptera). Bentuk makroptera merupakan indikator populasi
pendatang dan emigrasi, sedangkan brakiptera populasi penetap. Suhu optimum untuk
perkembangan antara 18-280C. Hama Wereng batang coklat (WBC) yang berkembang
pada tanaman padi ketika membentuk anakan dimulai oleh wereng bersayap panjang
yang berpindah dari tempat lain. Jika wereng yang berkembang pada tanaman padi
yang berumur 2 atau 3 minggu setelah tanam, maka WBC bisa berkembang biak
menjadi dua generasi. Tetapi bila wereng yang menyerang tanaman padi yang
berumur 5-6 minggu setelah tanam, wereng yang berkembang biak hanya satu
generasi yang puncak populasinya terjadi pada padi umur 9-10 minggu setelah
tanam.
Gejala Serangan
Gejala yang di tunjukkan yaitu tanaman padi menjadi kuning dan kering dengan
cepat (berwarna coklat seperti terbakar). Kondisi tersebut di kenal dengan
istilah “hopperburn” . WBC dapat merusak tanaman padi secara langsung
yaitu dengan menghisap cairan sel tanaman.
Cara Mengendalikan
- Penanaman Varietas Tahan
penanaman varietas padi yang tahan terhadap WBC adalah
penting untuk mencegah terjadinya ledakan hama. Salah satu contohnya adalah
varietas Inpari-13.
- Penanaman Serempak
Tanam serempak dilakukan untuk daerah/areal
sekurang-kurangnya satu petak tersier atau satu wilayah kelompok tani dengan
selisih waktu tanam 2 minggu atau selisih waktu panen paling lama empat minggu.
Atau dengan kata lain varietas yang di gunakan harus berumur seragam. Dengan
cara ini dapat di cegah tumpang tindih populasi antar generasi karena siklus
hidup pada WBC dapat terputus pada saat pengolahan diantara dua periode tanam.
- Pergiliran Tanaman
WBC hanya dapat hidup dengan baik pada tanaman padi.
Jadi untuk memutuskan siklus hidupnya dapat dilakukan dengan pergiliran
tanaman, minimal menanam satu kali tanaman non-padi.
- Pengendalian Hayati
Di lapangan sesungguhnya terjadi pengendalian secara
hayati yang di lakukan oleh musuh-musuh alami WBC. Diantara musuh alami
tersebut yang paling efektif mengendalikan populasi WBC adalah laba-laba
predator Lycosa pseudoannulata. Laba-laba ini dapat memangsa 10-12 ekor
imago atau 15-20 ekor nimfa setiap hari. Predator lain yang tercatat sebagai
musuh alami WBC adalah kepik Micrivelia douglasi dan Cyrtorhinus
lividipennis,kumbang Paederus fuscipes,Ophionea nigrofasciata dan Micraspis.
Selain pengendalian WBC dengan musuh alami diatas,saat ini sudah dikembangkan
pula agensia hayati lain yang berasal dari kelompok jamur, diantaranya adalah Beauveria
bassiana, Metharizium, dan Hirsutella citriformis.
- Pengendalian Kimia
Pengendalian kimia dilakukan apabila cara-cara lain
tidak mungkin lagi dan populasi WBC sudah berada diatas ambang ekonomi. Ambang
ekonomi yang telah ditetapkan adalah rata-rata 10 ekor per rumpun untuk tanaman
padi kurang dari 40 hst, atau rata-rata 20 ekor per rumpun untuk tanaman padi
lebih dari 40 hst. Penggunaan pestisida diusahakan sedemikian rupa sehingga
efektif, efisien dan aman bagi lingkungan. Pada varietas tahan tidak perlu di
gunakan insektisida kecuali kalau ketahanannya patah, sedangkan aplikasi
insektisida pada varietas rentan harus didasarkan pada hasil pengamatan.
Pengendalian WBC dengan menggunakan insektisida sintetik hasilnya efektif dan
efisien namun dalam prakteknya harus berpedoman pada prinsip 6 (enam) Tepat,
yaitu : tepat jenis, tepat sasaran, tepat cara, tepat konsentrasi/dosis dan
tepat lokasi.
- Keringkan tanaman padi sebelum aplikasi insektisida baik yang disemprot atau butiran.
- Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun tidak ada, yaitu antara pukul 08:00 pagi sampai pukul 11:00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang pagi.
- Tepat dosis dan jenis yaitu berbahan aktif buprofezin, BPMC, fipronil dan imidakloprid.
- Tepat air pelarut 400-500 liter air per hektar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar