BERCOCOK TANAM SISTEM VERTIKULTUR
Bercocok tanam sistem vertikultur merupakan
cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah
yang disusun secara vertikal. Berbeda dengan bercocok tanam di lahan secara
konvensional vertikultur adalah budidaya tanaman secara vertikal atau
bertingkat, sehingga penanamannya dilakukan dengan sistem bertingkat dan tidak
membutuhkan banyak lahan atau dapat
dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertikal.
Penanaman dengan sistem vertikultur dapat dijadikan alternatif bagi masyarakat
yang tinggal di kota, memiliki lahan
sempit atau tidak ada lahan yang tersisa
untuk budidaya tanaman.
Sistem vertikultur sebenarnya sangat
mudah dilakukan, meskipun terlihat rumit. Tingkat kesulitannya tergantung pada
model dan sistem tambahan yang dipergunakan. Dalam model/cara sederhana,
struktur dasar yang digunakan mudah diikuti dan bahan – bahannya mudah
ditemukan sehingga dapat dilakukan oleh ibu – ibu rumah tangga. Sistem tambahan
yang mempengaruhi tingkat kesulitan, perlu keterampilan atau pengetahuan khusus
yang harus diterapkan, contohnya penggunaan cara hidroponik atau irigasi tetes.
Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki
nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran (selada,
seledri, caisism, pack-choy, baby kalian) dan memiliki sistem perakaran yang
tidak terlalu luas.Hampir semua jenis tanaman semusim yang pertumbuhannya tidak
telalu tinggi maksimal 1 m dapat ditanam secara vertikultur. Kebanyakan tanaman
semusim merupakan jenis sayuran dan buah - buahan, tanaman merambat yang
pertumbuhannya dapat diatur dengan ajir, tanaman hias dengan tinggi tidak
melebhi 50 cm dan tanaman berbatang tinggi apabila tinggi tanaman dapat diatur
dengan melakukan pemangkasan.
Keuntungan menanam secara
vertikultur
- Hemat lahan dan air.
- Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
- Mudah dibuat dan bahan dasar mudah diperoleh.
- Mudah dalam pemeliharaannya.
- Mengurangi tingkat kehilangan pupuk yang terbawa aliran air hujan.
- Menambah nilai estetika pekarangan.
- Dapat dipindah – pindah sesuai dengan keinginan.
- Sayuran dapat dikonsumsi dalam kondisi segar.
- Satu unit vertikultur dapat ditanami beberapa jenis sayuran sesuai selera.
- Bahan dasar yang dipakai dapat terbuat dari barang bekas yang tidak dipakai.
- Bangunan dan media tanam dapat digunakan lebih dari satu kali.
- Populasi tanaman lebih besar per satuan luas dibanding bertanam secara konvensional karena dilakukan bertingkat dengan tingkat kerapatan tinggi.
Kekurangan menanam secara vertikultur
Kekurangan bertanam secara vertikultur :
- Memerlukan biaya awal yang cukup tinggi apabila menghendaki berbagai model vertikultur.
- Waktu untuk persiapan lebih lama.
- Tanaman rentan terhadap jamur karena tingkat kerapatan tinggi sehingga kelembapan juga tinggi.
Bentuk-bentuk teknik vertikultur
Vertikultur dapat dilakukan dengan memanfaatkan
bahan-bahan dan peralatan yang ada di sekitar kita. Pemilihan wadah media
sebaiknya dipilih dari bahan yang kuat dan mampu berdiri tegak.
Beberapa rancangan wadah media yang biasa
digunakan adalah :
- Kolom wadah media disusun secara vertical. Wadah disusun dalam posisi tegak/berdiri dan diberi lubang pada permukaannya sebagai tempat terbuka atau sebagai lubang tanam.
- Kolom wadah media disusun secara horizontal. Wadah dibuat dalam bentuk kolom secara mendatar (pot, polybag, kresek) kemudian disusun dalam rak kearah vertikal
- Wadah media gantung. Wadah disusun saling berhubungan lalu digantung, sehingga menyerupai pot-pot gantung.
Langkah – langkah melakukan budidaya
tanaman secara vertikultur :
- Memperhatikan luas lahan yang ada
- Penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi.
- Pembuatan bangunan vertikultur.
- Penyiapan media tumbuh (pupuk organik + tanah)
- Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan.
- Budidaya tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen)
Pemilihan jenis tanaman tergantung kepada besar tajuk
tanaman, kebutuhan sinar matahari dan wadah yang dipilih sebagai tempat
penanaman. Faktor tersebut harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan
vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar