CARA BUDIDAYA PADI GOGO TANPA OLAH TANAH (TOT)
Tanaman padi adalah tanaman yang bisa hidup didarat (lahan kering) maupun di sawah. Pada umumnya padi memang ditanam disawah dengan pengairan yang cukup. Ada beberapa daerah yang tidak ada sawah, padi ditanam di lahan kering atau lahan tadah hujan. Beberapa daerah di Pulau Sumatera, Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara dan sebagainya petani menanam padi darat dengan sistem TOT (Tanpa Olah Tanah). Sistem TOT biasanya dilakukan dengan perlakuan lahan minim pengolahan. Petani tidak melakukan pembajakan dan aktifitas pengolahan lahan lainnya.
Pada budidaya padi TOT, petani hanya melakukan pembersihan lahan dari gulma dan penggunaan herbisida. Kelebihan sistem budidaya padi TOT dilahan kering (Gogo Rancah) adalah tidak memerlukan biaya yang tinggi, penghematan tenaga, penghematan waktu, dan penghematan tenaga pemeliharaan. Namun kekurangannya adalah produksi yang dihasilkan tidak sebanyak dengan padi yang ditanam disawah.
Budidaya padi darat (Gogo Rancah) dengan sistem TOT biasanya hanya dilakukan 1 kali dalam setahun. Penanaman dilakukan diakhir musim kemarau, biasanya dimulai pada pertengahan agustus hingga akhir september. Dengan demikian saat memasuki musim penghujan tanaman padi sudah memasuki masa pertumbuhan generatif (Pembuahan). Dimana pada masa pembuahan diperlukan air yang cukup untuk mendukung pengisian bulir dan produksi yang maksimal.
Rata-rata varietas yang digunakan adalah varietas lokal yang memiliki kualitas yang cukup baik. Varietas tersebut sudah diketahui memiliki keunggulan tahan terhadap cuaca ekstrem dan tahan terhadap hama dan penyakit.
Persiapan Lahan
1. Lahan dibersihkan dari gulma dengan cara dibabat.
2. Sisa gulma yang sudah kering kemudian dibakar.
3. Lahan dibiarkan selama beberapa saat hingga tumbuh rumput muda, kemudian disemprot dengan herbisida.
Penanaman
1. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal.
2. Benih ditanam 5 – 10 benih/lubang dengan jarak tanam 40 x 15 cm.
3. Jarak tanam disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah, semakin tinggi kesuburan tanah maka jarak tanam semakin jarang.
4. Untuk menghindari gangguan semut dan hama lainnya, benih sebaiknya dicampur dengan nematisida seperti furadan, petrofur, pentakur atau curater.
Pengendalian Gulma
1. Gulma dibersihkan secara manual menggunakan cangkul atau dicabut.
2. Penggunaan herbisida sebaiknya dihindari, karena bisa mengganggu pertumbuhan tanaman padi.
Pemupukan
Pada lahan dengan tingkat kesuburan tinggi, pemupukan tidak perlu dilakukan. Lakukan pemberian nitrogen secukupnya hanya pada tanaman yang kelihatan menguning dan tidak subur. Di Daerah yang berada disepanjang daerah aliran sungai yang subur petani tidak pernah atau jarang sekali menggunakan pupuk organik maupun kimia.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Karena varietas yang digunakan adalah varietas lokal yang memiliki ketahanan terhadap hama dan penyakit, petani jarang sekali menggunakan pestisida kimia. Pestisida kimia hanya diaplikasikan jika ada serangan saja, dan itupun sangat jarang terjadi. Untuk mencegah serangan hama petani hanya melakukan antisipasi secara tradisional, yaitu dengan pengasapan setiap pagi dan sore hari.
Pemanenan
Panen dilakukan jika sudah terlihat padi menguning antara 80 – 90 %. sekitar 4 - 5 bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar