BUDIDAYA KELAPA
Dalam rangka meningkatkan produktivitas
kelapa dan pendapatan petani, kelapa tua perlu diremajakan, kelapa yang
relative muda perlu direhabilitasi. Penanaman baru atau perluasan harus
mempertimbangkan kesesuaian lingkungan dan meningkatkan nilai tambah dari
produk yang dihasilkan tidak hanya kelapa butiran, kopra atau minyak akan
tetapi aneka ragam produk yang berasal dari tanaman kelapa maupun dari tanaman
sela yang ditanam diantara pohon kelapa.
Peremajaan adalah mengganti tanaman tua yang produksinya rendah dengan tanaman
baru yang berproduksi tinggi. Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kelapa di
areal baru yang lingkungannya sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kelapa, sehingga produktivitas kelapa dalam sebesar 2,0 – 3,0 kopra atau kelapa
hibrida 4,0 – 5,0 ton kopra per hekatar per tahun dapat diperoleh.
Peremajaan
Kriteria
- Umur tanaman kelapa lebih 50 tahun.
- Tinggi batang kelapa lebih 15 meter
- Buah kurang dan 3 butir per tahun atau 0,5 ton kopra per hektar per tahun
Benih/Bibit
- Benih unggul berasal dari Blok Penghasil Tinggi (BPT)
- Benih disiapkan 10 – 12 bulan sebelum tanam.
- Umur bibit 8 – 10 bulan.
Pembuatan Lubang
- Diantara barisan kelapa tua dipasang ajir untuk tempat pembuatan lobang tanam sesuai dengan jarak yang dipilih : 8,5 x 8,5 m atau 9 x 9 x 9 m segitiga.
- Sebulan sebelum bibit ditanam, dibuat lobang dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm atau disesuaikan dengan berat ringannya tanah diolah, ukuran lobang lebih besar untuk tanah berat dan lebih kecil untuk tanah ringan.
Penanaman
- 2-4 minggu sebelum bibit ditanam, lobang ditimbun dengan tanah yang telah dicampur dengan 20 kg pupuk kandang dan pupuk lainnya sesuai dengan kebutuhan.
- Bibit ditanam dibagian tengah lobang dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.
Penebangan
kelapa tua
- Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur dengan jarak tanam tertaur ditebang separoh pada tahun ketiga setelah penanaman tanaman pengganti dan sisanya pada tahun keeenam atau setelah kelapa pengganti berbunga/berbuah.
- Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua monokultur yang jarak tanamnya tidak teratur danberdekatan dengan tanaman pengganti ditebang sebelum bibit ditanam.
- Peremajaan yang dilakukan pada areal kelapa tua polikultur dan tidak teratur, semua tanaman yang berada dalam jalur barisan tanaman kelapa pengganti selebar 4 m ditebang seluruhnya.
Pemeliharaan
- Pengendalian gulma dilakukan setiap dua bulan, pada tanaman muda 1,0 m di sekitar tanaman dan tanaman dewasa selebar 2,0 m.
- Pemupukan dilakukan dua kali setahun, pada awal dan akhir musim penghujan dengan takaran pupuk per pohon 0,5 – 0,7 kg urea, 0,1 – 0,4 kg SP-36, dan 0,6 – 1,0 kg KCL setiap kali pemupukan.
- Pupuk diberikan melingkar pohon kelapa dengan jarak 1,0 m dari pohon untuk tanaman kelapa muda dan 2,0 m untuk tanaman dewasa ke dalam tanah sekitar 15 cm.
- Kumbang penggerek pucuk Oryctes rhinoceros dan cendawan Phytophthora palmivora penyebab penyakit busuk pada tanaman kelapa merupakan hama dan penyakit utama. Hama oryctes dikendalikan secara hayati dengan cendawan Metharizium dan Baculvirus, sedang penyakit busuk pucuk dengan fungisida Alliete melalui infis akar
Rehabilitasi Kriteria
- Tanaman kelapa relative muda, umur kurang 40 tahun.
- Pertumbuhan kelapa tidak normal, batang mulai mengecil akibat saluran drainase tidak berfungsi (pasang surut).
- Pertanaman kelapa rusak akibat serangan hama, penyakit, gulma atau tidak pernah dipupuk.
- Penanaman kelapa rusak sebagian akibat kemarau apanjang atau terbakar.
- Bila tanaman kelapa tergenang air dibuatkan parit pembuangan (drainase)
- Tanaman kelapa yang rusak berat atau mati disulam.
- Pengendalian gulma, hama dan penyakit seperti pada kegiatan peremajaan serta pemupukan berimbang berdasarkan analisis status hara daun dan tanah.
Perluasan
Kesesuaian lahan dan iklim adalah
syarat utama dalam melaksanakan kegiatan perluasan tanaman kelapa agar
produktivitas potensial dapat dicapai, di samping pengguinaan bibit unggul
Cara yang dilakukan di masa lalau tanpa
mempertimbangkan kesesuaian lahan dan iklim mengakibatkan timbulnya berbagai
masalah seperti tanaman kelapa rusak atau mati akibat serangan penyakit busuk
pucuk atau kekeringan.
Lahan bermasalah seperti daerah
pasang surut merupakan sumber daya lahan yang akan dipakai dalam pelaksanaan
perluasan di masa datang. Penggunaan teknologi tepat guna seperti trio tata
air, bibit unggul, pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit akan merubah
status bermasalah menjadi potensial.
Usaha Tani
- Kebutuhan benih/bibit kelapa untuk kegiatan perluasan sama dengan pada peremajaan, demikian pula dengan kegiatan yang dilakukan di lapang seperti pengajiran, pembuatan lobang dan pemeliharaan.
- Usahatani tidak lagi monokultur akan tetapi polikultur (kelapa + tanaman sela) dan diversifikasi produk dalam bentuk suatu sistem usaha yang komersial.
- Petani berkelompok sehingga tercapai skala komersial, minimal 300-500 ha untuk pengolahan secara terpadu.
Diversifikasi
usahatani
Usaha tani kelapa monokultur dengan pemilikan lahan
0,5 – 1,0 ha tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup
layak.
Reformasi ke polikultur penanamn
tanaman sela semusim atau tahunan sangat berpeluang untuk dilakukan.
Demikian pula dengan produk kelapa jangan lagi hanya menjual dalam bentuk
kelapa butiran atau kopra/minyak akan tetapi harus dikembangkan dalam bentuk
produksi bernilai ekonomi tinggi dan diolah secara terpadu (diversifikasi
hasilI.
Era mendatang selera konsumen
beralih dari produk sintetis ke produk berbahan baku alami yang beresiko rendah terhadap kesehatan. Dari
tanaman kelapa berbagai produk yang demikian sangat berpeluang untuk
dihasilkan.
Apa saja yang dapat dilakukan
dalam mendiversifikasikan usahatani kelapa? Berbagai tanaman sela yang dapat
ditanam pada lahan di bawah pohon kelapa maupun produk-produk yang dapat
dihasilkan oleh pohon kehidupan ini, disajikan pada tebel berikut :
Berbagai jenis tanaman sela yang
dapat diusahakan diantara tanaman kelapa
Tanaman Tahunan
|
Buah-Buahan
|
Tanaman Setahun Semusim
|
Cengkeh
Kopi
Melinjo
Jengkol
Petai
Sukun
Bamboo
Kayu jati
|
Durian
Nangka
Pisang
Jeruk
Mangga
Duku
Jambu
Sirsak
Rambutan
Alpokad
Papaya
Nenas
Sawo
Belimbing
Kedondong
|
Singkong
Ketimun
Kacang panjang
Padi
Jagung
Kacang tanah
Talas
Kentang
Kacang hijau
Semangka
Ubi jalar
Kacang buncis
Terong
Empon-empon
tembakau
|